Penulis : Administrator
Tanggal Posting : 03 Aug 2020 09:05 Wib | Dibaca : 5681 | Kategori : Artikel
Gambar 1. Pemandangan Kebun Teh Diambil dengan Drone
Sumber : Google
Kecanggihan teknologi telah merambah ke segala bidang, termasuk pada bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen. Dalam budidaya tanaman, yang tak luput dari perhatian adalah pemeliharaan tanaman. Salah satu hal yang penting dalam pemeliharaan adalah pemupukan. Aplikasi pemupukan kurang efektif jika hanya menggunakan tenaga manusia. Diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk melakukan kegiatan tersebut. Biaya input petanian pun menjadi lebih tinggi. Selain itu, pemupukan menggunakan tenaga kerja manusia juga akan mempengaruhi kesehatan mereka. Oleh karena itu, diperlukan adanya teknologi yang dapat menggantikan manusia dalam mengaplikasikan pupuk. Salah satu teknologi tersebut adalah penggunaan drone untuk aplikasi pemupukan.
Drone merupakan salah satu teknologi canggih berupa kendaraan udara. Bentuknya menyerupai pesawat terbang atau helikopter yang dapat dioperasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Menurut Dadang (2019), drone merupakan teknologi dengan berbagai kelebihan, diantaranya (1) efisiensi dalam biaya operasi, (2) efisiensi dalam penggunaan air, (3) efisiensi dalam waktu, (4) efisiensi dalam tenaga kerjs, dan (5) rendahnya drift (dalam kondisi tertentu). Menurut Irawaty., et al (2017), drone sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi keadaan dan kesuburan tanah serta pendeteksian kesehatan tanaman. Sehingga drone juga dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan pupuk tanaman.
Gambar 2. Aplikasi Drone untuk Pemupukan
Pengembangan aplikasi drone juga dapat dilakukan pada budidaya tanaman teh. Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang memiliki umur ekonomis hingga 50 tahun. Selama itu tanaman teh akan terus-menerus menyerap unsur hara tanah dan menyebabkan menurunnya kesuburan tanah. Sehingga diperlukan adanya pemupukan dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah. Tanaman teh umumnya ditanam pada dataran tinggi dengan hamparan yang sangat luas. Dalam pelaksanaan pemupukan pasti sangatlah membutuhkan waktu yang lama. Penggunaan drone dalam pengaplikasian pupuk tentu saja akan menghemat waktu daripada menggunakan tenaga manusia. Hal ini sesuai dengan menurut Menurut Khoirunisa dan Fitrianingrum (2019) bahwa dalam satu hari, lahan pertanian yang dapat diaplikasikan pestisida atau pupuk oleh drone seluas 5 ha. Untuk 1 ha lahan diperlukan waktu sekitar 10 menit dalam melakukan penyemprotan menggunakan drone. Sehingga, waktu yang diperlukan untuk menyemprot 5 ha lahan hanya berkisar 50 menit. Adapun hasil pengujian yang dilakukan oleh Yudhana dan Wardani pada tahun (2017), penyemprotan yang dilakukan menggunakan quadcoper atau drone dengan luas area 1 ha membutuhkan waktu 12,5 jam sedangkan secara manual membutuhkan waktu sekitar 20 jam.
Penggunaan drone juga dapat megatur area mana yang ingin dipupuk. Menurut Khoirunisa dan Fitrianingrum (2019), drone juga dapat dihubungkan dengan satelit untuk mengatur atau men-setting luas dan area lahan yang ingin dipupuk. Adanya pengaturan tersebut membuat pemupukan dapat dilakukan secara tepat pada bagian yang perlu pupuk saja, sehingga tidak perlu ke semua area lahan.
Disusun Oleh :
Sari Nariyanti (Mahasiswa Magang Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Restu Wulansari (Peneliti Tanah Pusat Penelitian Teh dan Kina)
DAFTAR PUSTAKA
Dadang. 2019. Formulasi Pestisida untuk Drone disampaikan pada Seminar Nasional Penggunaan Drone dalam Bidang Perlindungan Tanamandalam Rangka menuju Industri Pertanian 4.0 di Indonesia. 5 Agustus 2019, Bogor (ID): ISSAAS Indonesia Chapter.
Irawaty E, daniel, Achmad M. 2017. Analisis biofisik tanaman padi dengan citra drone (UAV) menggunakan software Agisoft Photoscan. Jurnal Agritechno. Jurnal Agritechno. 10(1):109-122.
Khoirunisa, Hana dan Fitrianingrum.2019.Penggunaan Drone dalam Mengaplikasikan Pestisida di Daerah Sungai Besar, Malaysia. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol 1 (1) 2019: 87–91.
.
Tanggal :
10 Sep 2020 08:51:25 Wib
Salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah anemia defisiensi gizi. Defisiensi besi ini dapat disebabkan oleh asupan dan serapan yang kurang, seperti kebiasaan mengkonsumsi zat yang dapat menghambat penyerapan zat gizi seperti minum teh pada saat makan. Hambatan penyerapan ini disebabkan oleh polifenol yang terkandung didalam teh, terutama tanin (Besral et al., 2007). Meskipun teh diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, tetapi teh juga diketahui dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi pada waktu yang salah, seperti pada saat makan atau dalam satu jam setelah makan. Kebiasaan inilah yang menjadi penyebab terjadinya anemia defisiensi besi (Almatsier, 2009).
Tanggal :
13 Jul 2020 14:13:02 Wib
Degradasi lahan di Indonesia umumnya disebabkan oleh erosi air hujan. Erosi dapat menjadi masalah serius bagi perkebunan teh, hal ini disebabkan karena jika laju erosi pada lahan perkebunan teh besar dapat menyebabkan hilangnya partikel-partikel tanah pada top soil dan menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara pada lapisan atas tanah yang disebabkan oleh pencucian yang berasal dari terjadinya erosi.
Tanggal :
29 Jun 2020 11:13:04 Wib
Teh (Camelia sinensis) merupakan bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis dan pengeringan. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan Selatan, namun sekarang telah dikembangkan di seluruh dunia, di daerah tropis maupun subtropis. Teh bermanfaat memberi rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh tersebut berasal dari kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun teh. Kandungan senyawa kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar yaitu golongan fenol, golongan bukan fenol, golongan aromatis dan enzim.
Tanggal :
15 Jun 2020 09:26:44 Wib
Pada usia berapa anda mengetahui fakta bahwa tanaman teh dapat tumbuh menjadi pohon setinggi 15 meter, padahal yang kita lihat selama ini tanaman tersebut hanya tumbuh hingga setinggi pinggang orang dewasa? Jawabannya ada pada pemangkasan. Proses ini merupakan upaya untuk menghasilkan bidang petik yang rendah sehingga mempermudah dalam pemetikan serta dapat menghasilkan pucuk teh dalam jumlah banyak. BPPP (2005) mengemukakan bahwa pemangkasan merupakan tindakan membuang sebagian dari bagian tanaman untuk menumbuhkan dan merangsang pembungaan dan pembuahan ke arah yang dikehendaki.
Tanggal :
29 May 2020 13:38:52 Wib
Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki seperti obesitas. Pada negara berkembang, prevalensi obesitas terus meningkat dan banyak terjadi pada masyarakat usia muda. Masalah kelebihan berat badan juga ditemukan lebih tinggi di antara kelompok usia